Portaljawa.com – Dampak kekeringan yang melanda Sragen, memunculkan fenomena unik di Waduk Kedung ombo (WKO) Sragen.
Mengeringnya waduk yang menjadi penampung air untuk tiga kabupaten Boyolali, Sragen, Grobogan itu ternyata menyisakan pemandangan memilukan
Ya, keringnya WKO membuat bekas-bekas sejarah peradaban yang pernah mendiami WKO kembali mencuat
Saat air waduk surut seperti saat ini, mendadak banyak perkampungan, makam, pasar dan lainnya banyak bermunculan dari dasar waduk
Salah satu pemakaman yang berhasil ditemui yakni makam Kedung Kerang Kaliwuluh, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen
Berjarak kurang lebih 3 kilometer, dari daratan wilayah Ngasinan menuju pemakaman di tengah pulau mengunakan Perahu mesin.
Fenomena unik di Waduk Kedung ombo
Terdapat ribuan makam manusia berserakan di tengah pulau Waduk Kedung ombo, yang saat ini kondisinya sangat memprihatinkan
Terdapat beberapa batu nisan yang masih utuh dan beberapa makam yang lainnya telah hancur terendam air. Salah satu makam yang masih utuh dan bisa dikenali adalah makam Mbah Mangun Suharjo. Makam tersebut masih utuh dengan tulisannya yakni “ Tanggal 8 Bakdo Mulut 69”.
Suwarto (62) salah satu nelawan dari Desa Gilirejo Lama, Miri, Sragen saat ditemui dilokasi makam. Menyampaikan momen air Waduk Kedungombo surut memang sangat jarang terjadi
Karenanya fenomena saat ini menjadi momen bagi dirinya untuk berziarah ke makan leluhur tersebut
Selain itu, menurut Suwarto bekas perkampungan dan makam tengelam di Waduk Kedung ombo. Terjadi sekitar tahun 1983 hingga 1985 air benar – benar merendam habis semuanya
Riwayat perkampungan yang selama puluhan tahun berdiri, ditenggelamkan begitu saja
Sementara itu, beberapa kampung di wilayah Sragen yang tengelam di waduk Kedungombo. Di antaranya Kaliwuluh, Kedung Panas, Ngeledok, Kedung Panas Pungkruk, Ngelorejo, Karangmojo, Klatak, Karangsono.
Lalu kampung Dondong, Porangan, Kelur, Ngelorok, Geneng, Serang, Klumpit, Bulakmanyar, Boyolayar. Penasaran, ingin melihat fenomena unik kemunculan makam-makam dan bekas permukiman di WKO?
Baca Juga : Inilah Veteran Kemerdekaan Indonesia Asal Grobogan , Jawa Tengah
Tanggapan Masyarakat Mengenai Waduk Kedung Ombo

Komentar masyaratakat sekitar tentang Fenomena yang terjadi di waduk kedung ombo.
“Memang pembangunan itu ada sisi positif dan negatifnya positifnya waduk sampai saat ini berguna utk kebutuhan penduduk. Baik pertanian maupun wisata negatifnya ya ada yg dikorbankan yaitu tenggelamnya perkampungan” komentar dari Heru Chanal.
“Saya dan keluarga adalah korban pebgusuran waduk kedung ombo. Sawah ladang rumah pakdhe mbokdhe mbakku dugusurdikampung sumber tani soko miri Sragen… Tepatnya kidul gunung kemukus… Dulu tahun 1988 kura kira sering lewat.. Tanah subur banyak kebon buah.. Bahkan ditahun itu burung kepodang burung jalak banyak banget… Bapakku salah satu aktifis.. Tp sayang orde baru sangat kuat… Umurku dulu 6 tahun …..jngn sampai terulang lagi yaa.. Penggusuran paksa.” ucap
Hery Sudaryanto.
“Masih terlihatkah kuburan yg berada di ujung barat jembatan menuju Gunung Kemukus? Di situlah buyutku, eyangku, budheku, pakdheku, bersemayam dikeabadiannya… Smg bahagia di alam sana…” ucap Mbah Sadax.
Waduk Kedung ombo (WKO) Sragen

“Itu memang benar,, itu semua dampak dari sebuah kebijakan yg di ambil pemerintah. Keputusan yang sulit yg di hadapi pemerintah saat itu.”
“Perlu di ketahui pada era tahun 80 an, mayoritas warga di daerah grobogan sempat di landa “paceklik” kekurangan pangan. Banyak yg mengkonsumsi gaplek telo, itu pun harus membeli di daerah selatan grobogan ( Sragen, boyolali, dsb).”
“Dengan penuh pertimbangan, pemrintah mencarikan jalan keluar bagi rakyatnya. Agar bisa terpenuhi kebutuhan panganya secara mandiri. Akhirnya pemerintah memutuskan untuk membuat waduk ( bendungan ) agar bisa menampung air. Dan bisa di alirkan ke sawah2, dan lahan yg akan di garap oleh masyarakat.”
“Suatu keputusan yg berat harus butuh pengorbanan yg besar. Selain dari pada anggaran yg besar yg di keluarkan untuk membangun sebuah waduk. Namun juga pengorbanan masyarakat yg harus di pindahkan.”
“Namun di sebagian perjalan ada juga kendala dan hambatan. Ada yang mau di pindahkan dengan ganti rugi, Namun tdk sedikit pula yg tdk mau pindah Akan tetapi sbgai pemerintah”
“Harus punya keputusan yang tegas dengan penuh pertimbangan. Yang matang, Akhirnya pemerintah tetep melanjutkan misi nya. Dengan menenggelamkan kurang lebih nya hampir 3 wilayah kecamatan. Di wilayah yg sekarang berada di tengah bagian dari waduk gedung ombo”
“Dan hasil dari pengorbanan tersebut sekarang dapat menghidupi lebih dari 11 kecamatan. Dari wilayah yg terdampak kekeringan, dan kelaparan dulu.
Kesimpulanya,, dari sebuah kebijakan besar yg di ambil pemerintah, ada sisi positif dan ada sisi negatif itu pasti. Ada yg di korbankan, dan ada pula yg di hidupi. Lebih banyak memberikan manfaat, dari pada madzorot”
“Bagi anak cucu yg terdampak penggusuran, atau pemindahan,, mohon maaf. Serta terima kasih banyak hingga tak terbatas, semoga amal, dan pahalanya mengalir terus hingga ke anak cucunya”
“Dan bagi keluarga atau anak cucu, seharusnya bangga, dari pengorbanan nenek moyang kalian, bisa memberikan manfaat. Penghidupan bagi ribuan, nyawa atau warga, yg dulu kelaparan, sekarang bisa makmur sejahtera. Semoga semua di limpahkan rizkinya oleh Allah SWT.. amin…” tutur Rizal Mawardi.
Nah mungkin itulah sedikit pembahasan yang dapat portaljawa.com berikan. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kalian semua. Terimakasih banyak kepada joglosemarangnews dan pengunjung yang sudah membaca.